Back to list Publication

DKK Insight Edisi 10: Sumber Inovasi Bisnis (4/7): Perubahan Situasi Bisnis

Thursday, March 7, 2024
Photo Article

Oleh Edwin Hardi

DKK Insight edisi 10 merupakan bagian kedua dari rangkaian pembahasan sumber inovasi bisnis. Berikut tujuh sumber inovasi yang memacu perkembangan bisnis:

  1. Inovasi di luar dugaan
  2. Kebutuhan dan keinginan pelanggan
  3. Perbaikan proses
  4. Perubahan situasi bisnis
  5. Perubahan perilaku konsumen
  6. Perubahan persepsi, selera, pandangan hidup konsumen
  7. Pengetahuan dan teknologi baru

Dunia bisnis saat ini semakin dinamis. Perubahan kebijakan pemerintah, situasi industri, perilaku konsumen, dan berbagai hal lainnya dapat berpengaruh pada lingkungan usaha. Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dalam menghadapi perubahan akan berisiko tertinggal dan kalah bersaing.

Sebaliknya, perusahaan yang mengamati berbagai perubahan secara cermat dan mampu mengambil inisiatif yang tepat akan dapat mendorong perkembangan usahanya. Setiap perubahan dapat membawa ancaman ataupun peluang, bergantung pada bagaimana kita menyikapi dan mengambil keputusan dalam menghadapinya.

Bukan tidak mungkin bahwa berbagai perubahan justru dapat mendorong perusahaan untuk berinovasi. Tidak sedikit pula situasi tersebut membuat perusahaan menjadi semakin populer karena mampu menyediakan solusi tepat pada permasalahan yang dihadapi konsumen.

Sebagai contoh, kita bisa mengambil cerita kelahiran Fanta. Pada Perang Dunia II, Amerika Serikat melakukan embargo pada Jerman yang menyebabkan Coca Cola mengalami kesulitan dalam melanjutkan produksi. Kesulitan menemukan bahan baku yang tepat untuk Coca Cola memaksa produsen lokal memutar otak dan berpikir kreatif untuk mengatasi situasi ini.

Akhirnya Coca Cola Jerman menciptakan produk baru yang diberi nama Fanta. Meskipun sama-sama minuman bersoda, Fanta memiliki warna dan rasa yang sangat berbeda dengan Coca Cola. Di luar dugaan, Fanta menjadi salah satu produk populer Coca Cola, tidak hanya di Jerman, tetapi juga di berbagai belahan dunia.

Netflix adalah salah satu contoh perusahaan yang terus melakukan adaptasi. Bermula dari jasa rental penyewaan DVD yang dikirimkan melalui surat, Netflix berubah menjadi penyedia layanan streaming video. Adaptasi ini terutama didorong oleh kemajuan koneksi internet yang semakin cepat, semakin luasnya adopsi komputer dan smartphone, serta perubahan kebiasaan konsumen.

Sadar bahwa kompetitor dengan mudah dapat meniru produk streaming, Netflix pun kembali mempertajam daya saing melalui produksi konten secara mandiri. Upaya ini membawa dampak positif dengan banyaknya film dan serial karya Netflix yang kini sangat populer.

Spotify lahir sebagai respons terhadap maraknya praktik pembajakan lagu. Sejak awal, Daniel Ek yang merupakan pendiri Spotify memiliki gagasan untuk menyediakan layanan streaming lagu secara legal. Namun, pelanggan tentu akan enggan menggunakan layanan ini bila hanya dijanjikan hal tersebut saja.

Oleh karena itu, Spotify pun menyediakan aplikasi streaming yang sangat mudah digunakan dan memungkinkan akses yang cepat ke berbagai lagu. Setiap pengguna dapat membuat daftar putar lagu yang dapat sepenuhnya disesuaikan dengan preferensi mereka. Kepraktisan inilah yang menjadi solusi bagi banyak pendengar lagu yang akhirnya tertarik untuk menggunakan layanan tersebut.

Tidak berhenti sampai di situ, Spotify pun terus mengasah daya saing dengan menambah berbagai fitur menarik lainnya seperti subtitle, podcast, video, dan banyak lainnya. Tidak hanya berfokus pada segi produk, penawaran kepada pengguna pun terus mengalami penyesuaian dari waktu ke waktu.

Jika kawan-kawan tertarik untuk mempelajari lebih jauh mengenai cara mengembangkan inovasi proses, segera hubungi kami melalui email [email protected]. DKK Consulting hadir sebagai mitra yang dapat bekerja sama melalui berbagai training ataupun workshop bertema inovasi. Setiap program pelatihan dapat disesuaikan dengan tantangan dan kebutuhan spesifik perusahaan atau bisnis.

*artikel ini terinspirasi dari buku “Innovation and Entrepreneurship” karya Peter F. Drucker.

Share :