Oleh Edwin Hardi
DKK Insight edisi 9 merupakan lanjutan dari seri sumber inovasi bisnis yang akan membahas sumber inovasi ketiga, yaitu perbaikan proses. Tujuh sumber inovasi yang memacu perkembangan bisnis adalah sebagai berikut.
- Inovasi di luar dugaan
- Kebutuhan dan keinginan pelanggan
- Perbaikan proses
- Perubahan situasi bisnis
- Perubahan perilaku konsumen
- Perubahan persepsi, selera, pandangan hidup konsumen
- Pengetahuan dan teknologi baru
Pada dasarnya inovasi dapat dilakukan di seluruh aktivitas usaha. Inovasi tidak hanya terbatas pada segi produk, promosi, dan teknologi, tetapi juga bisa diterapkan pada proses operasional. Bila dilakukan secara efektif, inovasi proses dapat memberikan dampak besar pada organisasi.
Pertanyaan berikutnya adalah kapan inovasi proses perlu dilakukan? Jawabannya tentu bisa kapan saja sepanjang sumber daya memungkinkan dan hasil yang diharapkan setimpal. Namun, inovasi proses dapat dilakukan berdasarkan beberapa faktor.
Inovasi proses bisa dilakukan setelah teridentifikasi adanya proses tidak efisien yang perlu diperbaiki, peluang untuk proses yang lebih optimal, atau bisa juga karena adanya peluang untuk memangkas biaya atau penggunaan sumber daya. Tidak sedikit pula bukti yang menunjukkan bahwa kesuksesan inovasi yang membuahkan perbaikan kualitas merupakan hasil dari aktivitas perusahaan.
Bila diperhatikan saksama, kita dapat menemukan begitu banyak inovasi proses yang tidak hanya bertahan lama, tetapi juga memberikan dampak cukup besar. Apa saja contohnya?
McDonald’s, misalnya, telah membuka banyak gerai drive thru sejak beberapa waktu silam. Dengan adanya fasilitas ini, konsumen yang ingin membawa pulang pesanan tidak perlu repot-repot turun dari mobil, mengantre, dan melakukan transaksi. Fasilitas ini juga memungkinkan konsumen untuk mendapatkan produk dengan lebih cepat, nyaman, dan praktis.
Dari sisi McDonald’s pun, gerai drive thru ini cukup menguntungkan karena sebagian konsumen yang membawa pulang pesanan tidak mengambil tempat parkir berlebih. Selain itu, antrean transaksi pun bertambah dengan memanfaatkan sisi bangunan dan dua jendela kecil untuk bertransaksi dan mengambil pesanan.
Contoh berikutnya adalah akses pintu tol di berbagai daerah Indonesia. Pada masa lalu, setiap petugas bersiaga di gardu tol untuk melayani transaksi akses tol. Meskipun telah beroperasi setelah bertahun-tahun, sistem ini menjadi momok permasalahan seiring dengan pertambahan jumlah mobil di berbagai daerah yang berkontribusi menjadi salah satu penyebab kemacetan.
Pengelola tol pun akhirnya memberlakukan sistem pembayaran dengan kartu digital di setiap gardu. Kebijakan ini pun berdampak pada meningkatnya kecepatan transaksi setiap kendaraan karena prosesnya yang mudah, sekaligus juga meningkatkan efisiensi biaya operasional pengelolaan tol.
Contoh lain yang sudah marak terjadi dapat dilihat pada pola transaksi tiket acara-acara seperti konser, pertunjukan, teater, dan banyak acara lainnya. Pada transaksi ini, penjualan tiket dilakukan jauh-jauh hari sebelum acara dan sering kali dilakukan secara bertahap. Praktik ini biasa dilakukan ketika terdapat pengisi acara atau nama acara yang sudah terkenal.
Inovasi sistem transaksi ini dapat meminimalkan penjualan tiket di lokasi pada hari pelaksanaan acara sehingga penanganan peserta acara pun relatif lebih mudah dilakukan. Selain mengurangi masalah, inovasi ini pun dapat menekan biaya pelaksanaan agar lebih efisien.
Ingin mempelajari lebih lanjut cara menerapkan inovasi proses dalam bisnis? Segera hubungi DKK Consulting melalui email [email protected] untuk informasi selengkapnya. DKK Consulting dapat membantu mengembangkan inovasi proses sesuai dengan kebutuhan masing-masing usaha.
*artikel ini terinspirasi dari buku “Innovation and Entrepreneurship” karya Peter F. Drucker.