Oleh Edwin Hardi
Artikel DKK Insight kali ini tentu bukan membahas laut biru dan laut merah, tetapi berkaitan dengan strategi bisnis terutama di bidang inovasi. Dalam dunia bisnis yang kompetitif, pemilihan strategi yang tepat adalah kunci untuk keberhasilan jangka panjang. Dua strategi yang sering dibahas adalah Blue Ocean Strategy dan Red Ocean Strategy. Keduanya menawarkan pendekatan yang berbeda dalam mencapai keunggulan kompetitif usaha, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya tersendiri.
Blue Ocean Strategy: Menciptakan Pasar Baru
Blue Ocean Strategy, yang dipopulerkan oleh W. Chan Kim dan Renée Mauborgne, merupakan pendekatan untuk menciptakan ruang pasar baru yang belum dijelajahi dengan kompetitor yang nyaris tidak atau belum ada. Dengan menciptakan permintaan baru, perusahaan dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan dan profitabilitas tinggi.
Kelebihan Blue Ocean Strategy
- Minimnya Kompetisi: Dengan menciptakan pasar baru, perusahaan dapat menghindari persaingan langsung, yang memungkinkan mereka untuk menetapkan harga lebih tinggi dan menikmati margin yang lebih besar.
- Inovasi yang Menonjol: Blue Ocean Strategy mendorong inovasi dan kreativitas, yang dapat menghasilkan produk atau layanan yang benar-benar baru dan menarik bagi pelanggan.
- Pertumbuhan Eksponensial: Karena pasar baru diciptakan, potensi pertumbuhannya sering kali lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan pasar yang sudah jenuh.
Kekurangan Blue Ocean Strategy
- Risiko Tinggi: Inovasi dan penciptaan pasar baru tentu berisiko tinggi. Tidak ada jaminan bahwa pasar baru tersebut akan berhasil atau diterima oleh konsumen. Tidak ada jaminan pula pasar tersebut akan terus bertumbuh. Bisa jadi hanya tren sesaat.
- Investasi Besar: Menciptakan pasar baru membutuhkan investasi yang signifikan dalam riset, pengembangan, dan pemasaran. Ini bisa menjadi beban finansial yang berat, terutama bagi perusahaan kecil.
- Waktu Implementasi: Mengembangkan dan meluncurkan produk baru di pasar yang belum ada memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan berkompetisi di pasar yang sudah ada.
Red Ocean Strategy: Berkompetisi di Pasar yang Ada
Sebaliknya, Red Ocean Strategy merupakan pendekatan strategi untuk bersaing di pasar yang sudah ada. Di sini, perusahaan berusaha untuk mendapatkan pangsa pasar dengan mengalahkan kompetitor mereka, sering kali melalui strategi harga, peningkatan kualitas produk, atau layanan pelanggan yang lebih baik.
Kelebihan Red Ocean Strategy
- Pasar yang Dikenal: Berkompetisi di pasar yang sudah ada berarti perusahaan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang permintaan konsumen, tren pasar, dan perilaku kompetitor, terutama karena pasar sudah terbentuk dengan baik sehingga relatif lebih mudah diprediksi.
- Risiko Lebih Rendah: Dengan beroperasi di pasar yang sudah ada, risiko ketidakpastian lebih rendah dibandingkan dengan menciptakan pasar baru. Produk dan layanan sudah terbukti memiliki permintaan. Namun, tentu kita tetap perlu memperhitungkan apakah tingkat permintaan yang ada sudah mencukupi untuk perusahaan.
- Pendekatan yang Efisien: Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan operasi dan mengurangi biaya melalui efisiensi. Misalnya, biaya edukasi kepada konsumen dapat ditekan karena mereka telah mengetahui jenis produk yang ditawarkan beserta manfaatnya.
Kekurangan Red Ocean Strategy
- Persaingan Ketat: Persaingan di pasar yang sudah ada sangat ketat. Perusahaan harus terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi untuk tetap kompetitif, yang bisa memakan banyak sumber daya.
- Pertumbuhan Terbatas: Di pasar yang sudah matang, peluang pertumbuhan sering kali terbatas. Perusahaan mungkin hanya bisa mengambil pangsa pasar dari kompetitor lain, bukan menciptakan permintaan baru.
- Perang Harga: Kompetisi sering kali berakhir dengan perang harga, yang bisa mengurangi margin keuntungan dan merusak nilai merek dalam jangka panjang.
Memilih Strategi yang Tepat
Pilihan antara Blue Ocean dan Red Ocean Strategy sangat tergantung pada sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, visi jangka panjang, dan kondisi pasar. Ada banyak sekali faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti kondisi pasar, sumber daya perusahaan, prediksi tren di masa depan, dan masih banyak lainnya.
Tidak ada strategi yang benar-benar lebih baik dari yang lain. Keduanya memiliki relevansi dalam lanskap bisnis yang terus berubah. Keputusan yang bijaksana baru dapat diambil setelah memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing strategi, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan dan tujuan spesifik perusahaan.
Namun, ada satu hal yang pasti. Apa pun strategi yang diambil, kita harus tetap berinovasi secara terus-menerus. Tujuannya agar kita tetap relevan di semua kondisi persaingan dan memiliki daya saing tinggi.
Jika Anda atau perusahaan Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai penerapan Blue Ocean dan Red Ocean Strategy ataupun penerapan inovasi lainnya, hubungi DKK Consulting melalui email di [email protected].